Tanaman Teh
Menurut
Graham (1984), tanaman teh (Camellia sinensis)diklasifikasikan
sebagai berikut.
Divisi
:
Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Sub
Kelas : Dialypetalae
Ordo :
Clusiales
Familia :
Theaceae
Genus
: Camellia
Spesies :
Camellia sinensis
Tanaman teh dapat
diperbanyak secara generative maupun secara vegetative. Pada perbanyakan secara
generative digunakan bahan tanam asal biji, sedangkan perbanyakan secara
vegetative digunakan bahan tanaman asal setek berupa klon. Biji yang baik
ditandai dengan beberapa ciri, antara lain:
a. Kulit biji berwarna hitam dan mengkilap.
b. Berisi penuh, dengan isi biji berwarna putih.
c. Mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada
air, sehingga apabila dimasukkan kedalam air akan tenggelam.
d. Mempunyai bentuk dan ukuran yang
normal.
e. Tidak
terserang penyakit, cendawan ataupun kepik biji.
Biji yang
dipungut untuk dijadikan benih adalah biji yang telah jatuh ke tanah, dikumpulkan
secara teratur setiap hari, benih yang digunakan adalah benih yang baik.
Sebaiknya biji segera disemai karena daya kecambah biji teh cepat menurun dan
biji teh mudah menjadi busuk.
Bibit
tanaman teh dapat ditanam bedengan dan
dapat juga dilakukan di polibag. Kemudian diberi naungan individu.Pembibitan
untuk tanaman teh harus menggunakan naungan dengan ukuran 3m x 2,5m atau 4,5m x
2,5m dengan tinggi 2m.dan setengah dari bedengan terbuat dari bilik lalu bagian
atasnya ditutup paranet dengan susunan reng bambu yang dipasang yang ditutupi
dengan paranet agar cahaya yang dapat masuk sekitar 25%.dalam pembuatan
bedengan untuk tanaman teh harus memperhatikan umur dari bibit tanaman teh agar
pertumbuhan teh dapat menyusuaikan wadah dari bibit tanaman.seperti pada umur
tanaman bibit teh untuk 3 – 4 bulan pertama unkuran bedengan 90 – 100cm,dengan
tinggi 15cm,menggunakan panjang plastik dan tinggi rangka lengkung 60 –
70cm.dan sungkup dari bedengan tanaman teh harus dibuka pada pagi hari dan
ditutup kembali pada siang hari.
Adapun
lokasi untuk pembibitan, diantaranya:
1.
Lokasi terbuka, drainase tanah baik dan tidak becek.
2.
Dekat dengan sumber air, untuk keperluan penyiraman.
3.
Dekat dengan sumber tanah, untuk mengisi polibag.
4.
Lebih baik bila lahan melandai kearah timur, agar mendapat sinar matahari pagi.
5. Dekat dengan jalan agar memudahkan dalam pengawasan dan peng-angkutan ke lokasi
yang akan ditanami.
Penyemaian
biji
Persiapan lahan
untuk persemaian harus dilaksanakan 6 bulan sebelum penyemaian benih. Tanah
dibersihkan dan dicangkul sedalam 30 cm, ke-mudian dibuat bedengan. Diantara
bedengan dibuat saluran drainase untuk membuang kelebihan air. Bedengan diberi
atap naungan miring timur-barat dengan sudut kemiringan 300. Pengecambahan
biji dimaksudkan untuk memperoleh biji yang tumbuh seragam dan serempak
sehingga memudahkan pemindahannya ke persemaian bibit atau ke kantong plastik.
Penyemaian
Stek
Pembibitan
menggunakan stek merupakan cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan
bibit dalam jumlah yang banyak, dan jenis klon yang di-tentukan dapat
dipastikan sifat keunggulannya sama dengan induknya. Untuk memperoleh hasil
pembibitan setek berupa setek bibit yang baik, diperlukan adanya perencanaan,
persiapan, dan pelaksanaan yang baik dan tepat waktu.
Adapun
pengambilan ranting stek atau stekres mulai dapat diambil 4 bulan
setelah pemangkasan. Tanda bahwa setekres matang ialah apabila pangkal
stekres sepanjang ± 10 cm sudah menunjukkan warna coklat. ranting dipotong dengan
pisau tajam. Satu stek terdiri dari satu lembar daun dengan ruas sepanjang 0.5
cm diatas dan 3-4 cm dibawah buku. Setek ditampung dalam satu tempat yang
berisi air bersih. Stek tidak boleh direndam lebih dari 30 menit. Dari satu
ranting stek hanya digunakan bagian tengahnya saja dan rata-rata diperoleh 3-4
stek yangbaik untuk dijadikan bibit.
Penanaman
setek:
1. Satu hari sebelum setek ditanam, kantong plastik/polibag yang sudah
berisi tanah disiram dengan air bersih sampai cukup basah.
2. Setek dicelupkan dalam
larutan Dithane M 45 0,2% selama 1 menit dan Atonik 0,025% selama 2 menit.
3. Setek ditanam dengan
mengarah daun ke tangan si penanam. Arah daun miring ke atas dan tidak boleh
saling menutupi satu sama lain.
4. Setelah itu disiram
kembali dengan air bersih secara hati-hati agar setekan tidak goyah.
5. Bedengan ditutup
dengan sungkup plastik
6. Sungkup plastik
ditutup selama 3-4 bulan tergantung pertumbuhan bibit, dan hanya dibuka untuk
keperluan pemeliharaan saja setelah itu segera ditutup kembali (setelah
pemeliharaan selesai)
Langkah-langkah
penanaman setek sebagai berikut:
1. Siapkan polibag
berukuran 12cm x 25cm yang sudah berlubang agar memudahkan untuk membuang
kelebihan air.
2. Isi kantong plastik
dengan media tanah yang sudah dibuat lebih awal dan telah matang. 1/3 bagian
diisi dengan tanah bawah dan 2/3 bagian diisi dengan tanah bagian atas.
3. Ambil setek teh yang
sudah dipersiapkan dan memenuhi syarat selanjutnya ditanam dalam polibag
tersebut
Persiapan lahan
dimulai dengan pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon sampai ke akar agar
tidak menjadi sumber penyakit akar. Lahan yang digunakan untuk penanaman
baru dapat berupa hutan belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain,
yang telah diubah dan dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum urutan
kerja persiapan lahan bagi penanaman baru adalah sebagai berikut:
1. Survey dan
pemetaan tanah
Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena
berguna dalam me-nentukan sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti
jalan-jalan kebun untuk transportasi dan kontrol, pembuatan fasilitas
air, serta pembuatan peta kebun dan peta kemampuan lahan.
2. Pembongkaran
pohon dan tunggul
Pelaksanaan
Pembongkaran pohon dan tunggul dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
a. Pohon
dan tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai keakar-akarnya, agar tidak
menjadi sumber penyakit akar bagi tanaman teh.
b. Pohon
dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan cara pengulitan pohon
(ring barking), mulai dari batas permukaan tanah sampai setinggi 1m.
setelah 6-12 bulan, pohon akan kering dan mati.
c. Pohon
dimatikan dengan penggunaan racun kimia atau aborosida seperti Natrium
arsenat atau Garlon 480 P. Pada cara ini kulit batang dikupas
berkeliling selebar 10-20cm, pada ketinggian 50-60 cm dari atas tanah, kemudian
diberikan racun dengan dosis 1,5 g/cm lingkaran batang. Pohon akan mati setelah
6-12 bulan, yaitu setelah cadangan pati dalam akar habis. Batang ditebang pada
batang leher akar dan tunggul ditimbun sedalam 10 cm dengan tanah.
3. Pembersihan semak belukar dan gulma
Setelah dilaksanakan pembongkaran dan pembuangan
pohon, semak belukar dibabat, kemudian digulung kemudian dibuang ke jurang yang
tidak ditanami teh, atau ditumpuk di pinggir lahan yang akan ditanami.
Sampah tersebut tidak boleh dibakar karena pembakaran akan merusak keadaan teh,
membunuh mikroorganisme tanah yang berguna, dan akan membakar humus tanah,
sehingga akan menyebabkan tanah menjadi tandus. Pembersihan gulma dapat juga
menggunakan bahan kimia yaitu herbisida dengan dosis yang telah tercantum dalam
merk dagang.
4. Pengolahan
tanah
Maksud pengolahan tanah adalah mengusahakan tanah
menjadi subur, gembur dan bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul, serta
mematikan gulma yang masih tumbuh. Areal yang akan ditanami dicangkul sebanyak
dua kali. Pencangkulan pertama dilakukan sedalam 60 cm untuk menggemburkan
tanah, membersihkan sisa-sisa akar dan gulma. Sedangkan pencangkulan kedua
dilakukan setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama, dilakukan sedalam 40 cm
untuk maratakan lahan.
5. Pembuatan
jalan dan saluran drainase
Setelah pengolahan selesai selanjutnya dilakukan
pengukuran dan pematokkan. Ajir/patok dipasang setiap jarak 20 m, baik kearah
panjang maupun kearah lebar. Dengan demikian akan terbentuk petakan-petakan
yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2. Selesai membuat petakan
selanjutnya pembuatan jalan kebun. Dalam pembuatan jalan kebun ini hendaknya
dipertimbangkan faktor kemiringan lahan serta faktor pekerjaan pemeliharaan dan
pengangkutan pucuk. Dengan demikian jalan kebun dibuat secukupnya, tidak
terlalu banyak yang menyebabkan tanah terbuang dan tidak terlalu sedikit
sehingga menyulitkan pelaksanaan pekerjaan di kebun.