Pages

Labels

Jumat, 26 September 2014

Referensi ATP



Tanaman Teh
                Menurut Graham (1984), tanaman teh (Camellia sinensis)diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi              : Spermatophyta  
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Sub Kelas        : Dialypetalae
Ordo               : Clusiales
Familia           : Theaceae
Genus             : Camellia
Spesies           : Camellia sinensis
Tanaman teh dapat diperbanyak secara generative maupun secara vegetative. Pada perbanyakan secara generative digunakan bahan tanam asal biji, sedangkan perbanyakan secara vegetative digunakan bahan tanaman asal setek berupa klon. Biji yang baik ditandai dengan beberapa ciri, antara lain:
a.  Kulit biji berwarna hitam dan mengkilap.
b.  Berisi penuh, dengan isi biji berwarna putih.
c.  Mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada air, sehingga apabila dimasukkan kedalam air akan tenggelam.
d.  Mempunyai bentuk dan ukuran yang normal.
e.  Tidak terserang penyakit, cendawan ataupun kepik biji.
Biji yang dipungut untuk dijadikan benih adalah biji yang telah jatuh ke tanah, dikumpulkan secara teratur setiap hari, benih yang digunakan adalah benih yang baik. Sebaiknya biji segera disemai karena daya kecambah biji teh cepat menurun dan biji teh mudah menjadi busuk.
Bibit tanaman  teh dapat ditanam bedengan dan dapat juga dilakukan di polibag. Kemudian diberi naungan individu.Pembibitan untuk tanaman teh harus menggunakan naungan dengan ukuran 3m x 2,5m atau 4,5m x 2,5m dengan tinggi 2m.dan setengah dari bedengan terbuat dari bilik lalu bagian atasnya ditutup paranet dengan susunan reng bambu yang dipasang yang ditutupi dengan paranet agar cahaya yang dapat masuk sekitar 25%.dalam pembuatan bedengan untuk tanaman teh harus memperhatikan umur dari bibit tanaman teh agar pertumbuhan teh dapat menyusuaikan wadah dari bibit tanaman.seperti pada umur tanaman bibit teh untuk 3 – 4 bulan pertama unkuran bedengan 90 – 100cm,dengan tinggi 15cm,menggunakan panjang plastik dan tinggi rangka lengkung 60 – 70cm.dan sungkup dari bedengan tanaman teh harus dibuka pada pagi hari dan ditutup kembali pada siang hari.
Adapun lokasi untuk pembibitan, diantaranya:
1.      Lokasi terbuka, drainase tanah baik dan tidak becek.
2.      Dekat dengan sumber air, untuk keperluan penyiraman.
3.      Dekat dengan sumber tanah, untuk mengisi polibag.
4.      Lebih baik bila lahan melandai kearah timur, agar mendapat sinar matahari pagi.
5.   Dekat dengan jalan agar memudahkan dalam pengawasan dan peng-angkutan ke lokasi yang akan   ditanami.

Penyemaian biji
Persiapan lahan untuk persemaian harus dilaksanakan 6 bulan sebelum penyemaian benih. Tanah dibersihkan dan dicangkul sedalam 30 cm, ke-mudian dibuat bedengan. Diantara bedengan dibuat saluran drainase untuk membuang kelebihan air. Bedengan diberi atap naungan miring timur-barat dengan sudut kemiringan 300. Pengecambahan biji dimaksudkan untuk memperoleh biji yang tumbuh seragam dan serempak sehingga memudahkan pemindahannya ke persemaian bibit atau ke kantong plastik.

Penyemaian Stek
Pembibitan menggunakan stek merupakan cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah yang banyak, dan jenis klon yang di-tentukan dapat dipastikan sifat keunggulannya sama dengan induknya. Untuk memperoleh hasil pembibitan setek berupa setek bibit yang baik, diperlukan adanya perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan yang baik dan tepat waktu.
Adapun pengambilan ranting stek atau stekres mulai dapat diambil 4 bulan setelah pemangkasan. Tanda bahwa setekres matang ialah apabila pangkal stekres sepanjang ± 10 cm sudah menunjukkan warna coklat. ranting dipotong dengan pisau tajam. Satu stek terdiri dari satu lembar daun dengan ruas sepanjang 0.5 cm diatas dan 3-4 cm dibawah buku. Setek ditampung dalam satu tempat yang berisi air bersih. Stek tidak boleh direndam lebih dari 30 menit. Dari satu ranting stek hanya digunakan bagian tengahnya saja dan rata-rata diperoleh 3-4 stek yangbaik untuk dijadikan bibit.
Penanaman setek:
1.   Satu hari sebelum setek ditanam, kantong plastik/polibag yang sudah berisi tanah disiram dengan air bersih sampai cukup basah.
2.   Setek dicelupkan dalam larutan Dithane M 45 0,2% selama 1 menit dan Atonik 0,025% selama 2 menit.
3.  Setek ditanam dengan mengarah daun ke tangan si penanam. Arah daun miring ke atas dan tidak boleh saling menutupi satu sama lain.
4.   Setelah itu disiram kembali dengan air bersih secara hati-hati agar setekan tidak goyah.
5.   Bedengan ditutup dengan sungkup plastik
6.   Sungkup plastik ditutup selama 3-4 bulan tergantung pertumbuhan bibit, dan hanya dibuka untuk keperluan pemeliharaan saja setelah itu segera ditutup kembali (setelah pemeliharaan selesai)
Langkah-langkah penanaman setek sebagai berikut:
1.  Siapkan polibag berukuran 12cm x 25cm yang sudah berlubang agar memudahkan untuk membuang kelebihan air.
2.   Isi kantong plastik dengan media tanah yang sudah dibuat lebih awal dan telah matang. 1/3 bagian diisi dengan tanah bawah dan 2/3 bagian diisi dengan tanah bagian atas.
3.    Ambil setek teh yang sudah dipersiapkan dan memenuhi syarat selanjutnya ditanam dalam polibag tersebut
               
          Persiapan lahan dimulai dengan pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon sampai ke akar agar  tidak  menjadi sumber penyakit akar. Lahan yang digunakan untuk penanaman baru dapat berupa hutan belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain, yang telah diubah dan dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum  urutan  kerja persiapan lahan bagi penanaman baru adalah sebagai berikut:
1.  Survey dan pemetaan tanah
Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena berguna dalam me-nentukan sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti jalan-jalan kebun untuk  transportasi dan kontrol, pembuatan fasilitas air, serta pembuatan peta kebun dan peta kemampuan lahan.
2.  Pembongkaran pohon dan tunggul
Pelaksanaan Pembongkaran pohon dan tunggul dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
a.   Pohon dan tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai keakar-akarnya, agar tidak menjadi sumber penyakit akar bagi tanaman teh.
b.   Pohon dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan cara pengulitan pohon (ring barking), mulai dari batas permukaan tanah sampai setinggi 1m. setelah 6-12 bulan, pohon akan kering dan mati.
c.   Pohon dimatikan dengan penggunaan racun kimia atau aborosida seperti Natrium arsenat atau Garlon 480 P. Pada cara ini kulit batang dikupas berkeliling selebar 10-20cm, pada ketinggian 50-60 cm dari atas tanah, kemudian diberikan racun dengan dosis 1,5 g/cm lingkaran batang. Pohon akan mati setelah 6-12 bulan, yaitu setelah cadangan pati dalam akar habis. Batang ditebang pada batang leher akar dan tunggul ditimbun sedalam 10 cm dengan tanah.
3.   Pembersihan semak belukar dan gulma
Setelah dilaksanakan pembongkaran dan pembuangan pohon, semak belukar dibabat, kemudian digulung kemudian dibuang ke jurang yang  tidak ditanami teh, atau ditumpuk di pinggir lahan yang akan ditanami. Sampah tersebut tidak boleh dibakar karena pembakaran akan merusak keadaan teh, membunuh mikroorganisme tanah yang berguna, dan akan membakar humus tanah, sehingga akan menyebabkan tanah menjadi tandus. Pembersihan gulma dapat juga menggunakan bahan kimia yaitu herbisida dengan dosis yang telah tercantum dalam merk dagang.
4.   Pengolahan tanah
Maksud pengolahan tanah adalah mengusahakan tanah menjadi subur, gembur dan bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul, serta mematikan gulma yang masih tumbuh. Areal yang akan ditanami dicangkul sebanyak dua kali. Pencangkulan pertama dilakukan sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah, membersihkan sisa-sisa akar dan gulma. Sedangkan pencangkulan kedua dilakukan setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama, dilakukan sedalam 40 cm untuk maratakan lahan.
5.  Pembuatan jalan dan saluran drainase
 Setelah pengolahan selesai selanjutnya dilakukan pengukuran dan pematokkan. Ajir/patok dipasang setiap jarak 20 m, baik kearah panjang maupun kearah lebar. Dengan demikian akan terbentuk petakan-petakan yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2. Selesai membuat petakan selanjutnya pembuatan jalan kebun. Dalam pembuatan jalan kebun ini hendaknya dipertimbangkan faktor kemiringan lahan serta faktor pekerjaan pemeliharaan dan pengangkutan pucuk. Dengan demikian jalan kebun dibuat secukupnya, tidak terlalu banyak yang menyebabkan tanah terbuang dan tidak terlalu sedikit sehingga menyulitkan pelaksanaan pekerjaan di kebun.


Senin, 22 September 2014

Referensi ATP



TANAMANTEMBAKAU

A.   Mengenal tanaman tembakau
Tembakau umunya digunakan sebagai bahan rokok.
1.    Asal-usul
Pengembangan tembakau di pulau jawa dimulai sejak abad ke-17 oleh orang-orang portugis. Tanama tembakau termasuk golongan tanaman yang sangat disukai oleh masyarakat. Pada abad ke-18 tembakau menjadi bahan perdagangan terpenting sesudah beras di pasar Asia. 

B.   Syarat tumbuh
Tanaman tembakau merupakan tanaman tropis yang hidup pada rentang iklim yang luas. karena  responnya netral terhadap panjang hari,tanaman tembakau dapat tumbuh dari 60oLU-40oLS. Batas suhu minimum ,yaitu 15oC dan suhu maksimum 42oC. suhu ideal saat siang hari adalah 27oC. sejak tanaman tembakau ditanam hingga fase pemasakan daun diharapkan kondisinya kering.
            Tekstur tanah lapisan atas yang baik untuk tanaman tembakau adalah  lempung berpasir atau pasar  berlempung dengan subsoil liat berpasir. Selain itu,tanaman tembakau menghendaki tanah yang strukturnya baik,remah serta gembur, drainasenya baik,kisaran pH 6,0-7,5, dan memiliki daya pegang air yang baik.
1. Penyediaan bibit
Benih tembakau berukuran sangat kecil sehinggga bedengan yang digunakan untuk persemaian harus dibuat secermat mungkin. Lahan dicangkul 2-3 kali agar tanah cukup gembur dan cukup terkena sinar matahari dan angin. Kemudian,dibuat bedengan dengan tinggi 20-30 cm dan membujur ke arah utara-selatan. Panjang bedengan 5 cm dengan lebar 1 m. Bedengan diberi atap yang dibuat dari jerami,alang-alang,daun kelapa,atau plastik yang dapat dibuka dan dditutup. Tanah bedengan yang tidak subur perlu dipupuk. Pemupukan dilakukan 5 hari sebelum tabur benih.Pupuk yang diberikan berupa ZA sebanyak 700 g dan SP-36 sebanyak 350 g untuk tiap10 m2 bedengan.
Benih yang ditabur sekitar 2 g/10 m2 bedengan. penaburan dapat secara kering dicampur pasir atau abu dapur. Dalam proses perkecambahan< benih memerlkan cahaya. Oleh karena itu lapisan pasir yang digunakan untuk menutup benih jangan lebih dari 2 mm.
Penyiraman dapat dilakukan secara teratur pagi dan sore sejak benih ditabur. Setelah benih berumur 2-3 minggu, atap perlu dibuka saat pagi hari dan ditutup pada saat siang hari. Untuk menghindari penyakit rebah semai, bedengan disemprot menggunakan BB 0,5 – 1,5 % atau dengan fungsida lain, seperti Dithane dan Benlate. Penyemprotan dilakukan setelah bibit berumur 2-3 minggu dan diulangi seminggu sekali.
Bibit dapat dipindah setelah berumur 35-50 hari. Bedengan disiram agar mempermudah pencabutan bibit bersama akar – akarnya. Jarak pembibitan sekitar 1-1.5 meter jarak tanam, karena mempengaruhi perebutan unsur hara yang akan diserap oleh akar tembakau. Selain perebutan unsur hara, daun tembakau biasa bertabrakan jika jarak terlalu dekat dan dapat menghalangi penyerapan sinar matahari untuk proses fotosintesis tembakau tersebut.
2. Persiapan lahan
Pengolahan lahan dimulai dengan cara pembabatan jerami disawah atau pembabatan tunggul-tunggul pohon di tegalan. Pengolahan tanah dapat menggunakan bajak atau cangkul saat tanah masih cukup mangandung air. Tanah yang telah dibajak atau dicangkul langsung digulud dan siap ditanami. Penggulundan bertujuan agar tanaman tidak kelebihan air saat turun hujan serta memperkokoh tertancapnya tanaman dalam tanah.
Umumnya petani kurang intensif dalam pengolahan tanah. pengolahan tanah yang dalam disertai penggundulan yang tinggi,selain dapat menghindari pengaruh buruk kelebihan air,juga memberikan kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangan akar.