Pages

Labels

Rabu, 08 Oktober 2014

Tanaman Kelapa



Komoditas Tanaman Kelapa ( Cocos nucifera )
A.     Materi Khusus
I.       Pemilihan Tanaman
     Pemilihan bibit kelapa hybrid/kelapa dalam, meliputi 2 perihal yaitu sumber bibit dan kriteria bibit. Sumber bibit buah kelapa diketahui dari satu jenis (dalam/hibrida) dan bersertifikat. Kelapa dalam maupun kelapa hibrida sama – sama merupakan jenis kelapa unggulan yang memiliki beberapa kelebihan.
Kelapa dalam memiliki ukuran buah lebih besar dan memiliki kandungan kopra yang cukup tinggi. Sedangkan kelapa hibrida, memiliki jumlah buah yang banyak serta pohonnya pendek, sehingga memudahkan pra pemanen untuk memanen buahnya nanti. Adanya sertifikat memberikan jaminan tentang mutu buah yang akan dijadikan bibit pada kebun yang bersangkutan.
     Umumnya pandangan orang, hampir semua buah kelapa dapat dijadikan bibit. Akan tetapi, hanya buah yang memenuhi kriteria tertentu. Berikut adalah kriteria buah kelapa yang dapat dijadikan bibit :
·         Buah yang akan ditanam berasal dari induk yang sudah berusia 20 – 40 tahun,
·         Produksi  buah kelapa induk tinggi, yaitu 80 – 120 butir/ pohon/ tahun dan berkopra tinggi, yaitu 25 kg/ pohon/ tahun,
·         Buah kelapa yang akan digunakan untuk bibit berusia 12 bulan, 4/5 bagian berwarna kecoklatan,
·         Buah berbentuk bulat, agak lonjong dan tidak terdapat luka pada sabutnya,
·         Buah yang akan digunakan bebas dari hama dan penyakit dan berukuran lebar 17 – 22 cm serta panjang 22 cm,
·         Bila diguncang akan terdengar air berguncang cukup nyraing.
·         Bobot buah harus berat, minimal untuk kelapa dalam 15 kg dan untuk kelapa hibrida 13 kg.
II.      Pembibitan
     Dalam pembibitan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti lokasi pembibitan, sarana dan prasarana pembibitan, prosedur penyemaian bibit, serta media tanam yang akan digunakan haruslah memenuhi syarat dan ketentuan yang baik. Mari kita bahas poin – poin diatas satu persatu.
     Pertama yaitu menentukan lokasi lahan pembibitan. Tanaman kelapa cocok pada dataran rendah dengan ketinggian optimal 10 – 45 m dpl. Apabila lebih dari itu bahkan sampai 450 – 1000 m dpl dapat memperlambat waktu berbuah dan kadar minyak rendah. Adapun kriteria lokasi pembibitan, yaitu :
a.    Dekat dengan sumber air dan air yang tersedia cukup banyak, yang setara dengan curah hujan 10 mm per hari,
b.    Drainase harus baik sehingga air hujan tidak tergenang,
c.    Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan harus baik,
d.    Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit,
e.    Lebih dekat sehingga pengawasan dapat dilakukan lebih intensif,
f.     Lokasi pembibitan dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan roda 4 untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun,
g.    Luas lokasi disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit dan lahan diupayakan datar dan teduh.
Yang kedua adalah sarana dan prasarana pada saat pembibitan. Sarana dan prasarana pada saat pembibitan meliputi :
·      Sarana yang digunakan berupa lahan pembibitan yang sesuai dan memadahi,
·      Prasarana transportasi berupa motor, artco, serta mobil.
·      Prasarana alat pada saat pembibitan berupa polybag, cangkul, naungan, dan parang.
     Yang ketiga, prosedur penyemaian bibit. Prosedur penyemaian bibit terbagi menjadi teknik penyemaian bibit kelapa yang terbagi menjadi 2, yaitu pembibitan di bedengan dan pembibitan dalam polybag dan perawatan penyemaian.
a.    Pembibitan di bedengan
(1)   Persiapapan bedengan dengan polybag
     Olah tanah sampai gembur sedalam 30 – 40 cm, dengan bengtuk bedengan lebar 2 m, tinggi 25 cm, serta panjang yang disesuaikan dengan lahan. Jarak antar bedengan 60 – 80 m. Untuk polybag terbuat dari polyprophylene berwarna hitamdan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0,2 mm, bagian bawah diberi lubang diameter 0,5 cm dengan jarak antar lubang 7,5 cm sebanyak 48 buah untuk aerasi, draenase, dan untuk selanjutnya diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat, harus dicampur pasir dengan perbandingan 2:1).
(2)   Pendederan, dengan menyayat benih sekkitar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang (searah).
(3)    Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.
(4)   Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap 1m  dapat diisi 30 – 35 benih atau 25.000 butir untuk 1 areal 1 hektar.
-  Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha
-Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
(5)   Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3 – 4 cm) perlu dipindahkan ke polybag.
(6)   Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
b.    Persemaian bibit dalam polybag.
(1)  Cara membuat bedengan :
- Tanah diolah sedalam 30 – 40 cm, dibersihkan dari gulma atau batuan dan digemburkan,
- Bentuk bedengan berukuran 6x2x0.2 m dengan jarak antar bedeng 80 cm
(2)   Mengajir sesuai jarak tanam bibit yaitu 60x60x60 cm.

(3)  Menanam kecambah
      - Sesuai dengan besarnya benih
     - Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
     Perawatan penyemaian, terbagi menjadi 2 bagian yang sesuai dengan apa yang telah diterangkan di atas.
a.    Perawatan pada saat pendederan.
1.    Penyiraman,
2.    Pembersihan rumput-rumputan,
b.    Perawatan pada saat pembibitan.
1.    Penyiraman,
2.    Proteksi,
3.    Penyiangan gulma,
4.    Pemupukan,
5.    Seleksi bibit.
Kemudian adalah syarat dan ketentuan media tanam, yang meliputi :
1.    Tanaman kelapa pada berbagai jenis tanah, seperti alluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan alluvial,
2.    Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada Ph 5,5 – 6,5. Dengan pH di atas7,5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi dan mangan.
3.  Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan persediaan air ditambah curah hujan selama satu bulan atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
4.    Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah.
     Tanaman kelapa dapat diperbanyak melalui vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara
III.           Penentuan lahan tanam
Jenis lahan tanam yang akan dibuka sendiri terbagi menjadi 2, yaitu lahan bekas hutan dan areal alang alang. Pembukaan lahan tanam pada areal bekas hutan diamati dengan penunasan, yaitu pemotongan dan penebangan semua jenis kayu maupun semak belukar yang berdiameter < 10 cm. Alat yang digunakan yaitu parang dan kapak.
     Pada areal ilalang, dilakukan dengan cara mekanis dan kimia. Secara menggunakan alat pembajak dan penggaru. Sedangkan secara kimia perlu dilakukan dengan menggunakan herbisida dan tentunya dengan menggunakan knapsack.
     Setelah melakukan pembukaan lahan yang selanjutnya adalah pemancangan. Pada kegiatan pemancangan ini alat yang digunakan berupa kompas, tali, anak kayu, meteran, dan alat alat lainnya.
     Lahan tanam sendiri harus dilakukan pada letak topgrafi dan kontur tanah yang sesuai. Topografi yang digunakan yaitu tanaman kelapa cocok pada dataran rendah dengan ketinggian optimal 10 – 45 m dpl. Apabila lebih dari itu bahkan sampai 450 – 1000 m dpl dapat memperlambat waktu berbuah dan kadar minyak rendah.
     Sedangkan kontur tanah yang sesuai yaitu datar dan lahan miring. Pada kontur tanah yang datar ini dikarenakan ini mempermudah dalam pengawasan, perawatan, penataan penanaman, dan mengurangi biaya dibandingkan pada lahan yang miring.Akan tetapi, kontur tanah yang lebih optimal yaitu kontur tanah datar.
     Berdasarkan tekstur tanah, tanaman kelapa sesuai dengan tekstur tanah yang berupa endapan alluvial. Akan tetapi, tanaman kelapa banyak dijumpai di pantai – pantai yang berupa pasir.
     Dengan kontur tanah yang datar, pola tanam yang digunakan yaitu 9x9x9 m. Dengan pola jumlah tanaman akan lebih banyak 15 % dari sistem bujur sangkar.
    Tanaman kelapa ini cocok pada lahan berpasir dekat pantai. Hal ini dikarenakan denkat dengan sumber air dan memiliki sistem draenase dan aerasi yang cukup baik.
    Setelah menentukan hal – hal diatas, kegiatan yang dilakukan adalah penanaman kelapa. Akan tetapi, sebelum melaksanakan penanaman, hal yang dilakukan adalah pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan, sebelu penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah. Ukuran lubang tanam yang digunakan yaitu 60x60x60 cm sampai dengan 100x100x100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>200) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng dibawahnya. Teras dibuat miring 10º ke arah dalam.

Tanaman Tebu



TANAMAN  TEBU ( Saccharum Officinarum )

A.      PENDAHULUAN
Tebu ( Saccharum Officanarum ) adalah tanaman untuk bahan baku pembuatan gula. Tanaman tebu termasuk jenis rumput­-rumputan. Sepintas tanaman ini seperti bambu, umur tanaman sejak di tanam sampai bisa di panen mencapai kurang lebih satu tahun. DiIndonesia tebu banyak di budidayakan di pulau Jawa, Sumatra, dan Lampung.
Bentuk fisik tanaman tebu dicirikan oleh terdapatnya bulu-bulu sekitar helai daun, jika bulu-bulu tersebut tersentuh dengan kulit akan menyebabkan gatal, kondisi ini kadang menjadi salah satu penyebab kurang berminatnya petani untuk membudidayakan tanaman tebu. Tinggi tanaman bervariasi tergantung daya dukung lingkungan dan varietas antara 2,5-4 m dengan diameter lubang batang antara  2- 4 cm. Tanaman tebu memiliki sistem perakaran serabut, batangnya berbentuk silinder dan berwarna hijau hingga hijau kekuningan, serta memiliki cincin yang tumbuh melingkar pada batang tebu.  tanaman tebu juga memiliki daun berbentuk panjang dengan tulang daun sejajar, daun tebu memiliki bulu-bulu yang berfungsi untuk menghalau serangga pengganggu. Warna daun tanaman tebu umumnya berwarna hijau, tetapi ada juga yang berwarna hijau tua atau hijau kekuningan. Ukuran lebar daun sekitar 4-7 cm.
1.      Pemilihan tanaman
Syarat dan kriteria tumbuh tanaman tebu ini yaitu tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 500 m dari permukaan laut dan iklim yang lembab dengan suhu antara 25-28 derajat Celsius tanah yang cocok pada tanaman tebu adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah hujan kurang dari 2000 mm/tahun. Selain itu, tebu cocok ditanam pada tanah yang tidak terlalu basah dengan pH diatas 6,4
2.      Pembibitan
Lokasi atau tempat yang baik untuk pembibitan tebu yaitu lokasi yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan sumber air. Lokasi yang terlalu dekat dengan sumber air tidak baik karena dapat merusak rasa dan tekstur tebu tersebut, hal ini di akibatkan karena terlalu banyaknya kandungan air yang di serap oleh tebu tersebut. Media atau tempat pembibitan sebaiknya di tanah yang datar dan tanah yang akan banyak unsur haranya.
Bibit tebu berasal dari dua sumber yaitu kultur jaringan dan konvesional. Kultur jaringan bisa terbebas dari penyakit dan produktif. Dengan tehknik kultur jaringan bagian tanaman seperti protoplas, sel, jaringan dan organ di tumbukan dan di perbanyak dalam media proses laboratorium. Sedangkan bibit konvensional biasa di ambil dari bagian tanaman yang sudah tumbuh beberapa bulan, yang termasuk dalam bibit konvensional yaitu bibit pucuk, bibit batang muda dan bibit rayungan.
a.      Bibit pucuk
Bibit pucuk biasanya diambil dari bagian pucuk tebu yang akan di giling berumur 12 bulan.
b.      Bibit batang muda
Bibit batang muda berasal dari tanaman tebu berumur 5-7 bulan. Seluruh batang di ambil dan di jadikan tiga stek.
c.       Bibit rayungan
Bibit rayungan di ambil dari tanaman tebu khusus untuk pembibitan. Bibit ini di buat dengan cara :
-          Melepas daun-daun agar pertumbuhan mata tunas tidak terhambat
-          Tanaman tebu di pupuk sebanyak 50 kg/ha.
3.      Lahan
Penyiapan lahan tanaman tebu di bedakan di daklam dua pola, yaitu pola bajak dan pola reynoso ( penggaruan ) pengolahan tanah pada pola bajak di awali dengan pengolahan tanah secara keseluruhan, yakni seluruh lahan di bajak kemudian di buat semacam saluran-saluran air yang berfungsi agar tidak terjadi banjir pada lahan perkebunan pada saat hujan berkepanjangan. Pengolahan tanah dengan pola bajak biasanya di lakukan pada tanah kering dan lahan baru di buka. Semua areal dibajak agar menjadi subur.
Sementara untuk pengolahan tanah dengan menggunakan pola reynoso di awali dengan mebuat got atau saluran air, kemudian mengolah tanah hanya di lakukan pada tempat yang akan di tanami bibit tebu, pengolahan tanah dalam pola reynoso biasanya di lakukan pada tanah yang mengandung kadar air banyak, misalnya pada lahan bekas penanaman padi sawah.
Tahap pertama pengolahan tanah menggunakan baja untuk memotong dan kemudian id lanjutkan dengan garu untuk menggemburkan tanah. Untuk mendapatkan hasil olahan tanah yang baik yaitu cukup dalam dan gembur, tanah harus dalam keadaan cukup air ( tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering ).
Adapun tahapan kegiatan pengolahan secara umum adalah sebagai berikut:


a.      Pembajakan 
Pembajakan atau pengolahan tanah di laksanakan dengan dua tahap kegiatan yaitu pembajakan pertama bertujuan untuk memotong sisa-sisa kayu dan vegetasi awal yang masih tertinggal. Peralatan yang di gunakan adalah Rome Harow 20 disc yang kemudian di tarik dengan BULDOZER 155 HP dan pembajakan di lakukan merata di seluruh areal. Pembajakan ke dua dilaksanakan setelah tiga minggu setelah pembajakan pertama. Peralatan yang di gunakan adalah Disc Plow 3-4 Disc dan traktor 80-90 HP
b.      Penggaruan
Penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah. Penggaruan di laksanakan merata pada seluruh areal dengan menggunakan Baldan Harow yang di tarik oleh traktor 140 HP.
Untuk kriteria pembuatan lubang tanaman yaitu untuk kedalaman tanaman tebu yaitu 1-3 cm dan jarak antar tanaman 35-50 cm serta diameter lubang yaitu 40 cm.

Tanaman Kopi



I.            PEMILIHAN TANAMAN KOPI ( Coffea sp.)
Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dengan baik, pada berbagai daerah dengan berbagai ketinggian tempat. Untuk daerah dataran rendah sampai menengah dapat digunakan jenis kopi Rabusta, sedangkan pada dataran tinggi dapat digunakan jenis kopi Arabika. Kopi Arabika adalah jenis biji tertua dan merupakan yang paling banyak dibudidayakan, dan tanaman ini memerlukan waktu 6 - 9 bulan untuk menjadi biji yang matang. Sedangkan kopi Rabusta merupakan tanaman yang tumbuh pada ketinggian rendah, tahan pada kelembapan dan tahan terhadap penyakit dibandingkan kopi Arabika. Dan tanaman ini tidak bisa ditanam dilahan yang terbuka dan memerlukan tanaman pelindung, karena pada pertanaman kopi harus diusahakan tanaman pelindung, karena pertumbuhannya akan sangat lambat, warna kekuningan, tanaman cenderung tumbuh kerdil. Maka dari itu tanaman kopi memerlukan tanaman pelindung untuk mengurangi intensitas matahari yang sampai kanopi daun, karena tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik apabila diusahan diareal terbuka. Beberapa jenis tanaman pelindung telah banyak dikenal oleh perkebunan kopi diantaranya adalah, tanaman gamal, lamtoro, dadap, suren dan sebagainya. Tanaman kopi juga dapat digunakan tanaman sela diantanya tanaman tahunan lainnya, yang dapat difungsikan sebagai tanaman pelindung seperti,  kayu manis,  karet,  kelapa, belimbing, dan lain-lain, dengan mengatur jarak dan sistem tanam yang digunakan untuk menenam tanaman kopi.
Sebaliknya apabila tanaman perlindungannya terlalu rimbun tanaman kopi akan mengalami pertumbuhan yang kurang baik  yang ditandai dengan daun berwarna hijau gelap, melebar dan lebih tipis dengan jumlah daunnya juga berkurang. Oleh karena itu dalam budidaya tanaman kopi penggunaan tanaman pelindung yang sesuai dengan kebutuhan sinar matahari, untuk tanaman kopi sangat diperlukan sehingga diperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang baik.
A. Syarat Dan Kriteria Tanaman Kopi (Coffea sp.)
                Syarat dan kriteria kopi adalah sebagai berikut:
1.     Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari biji (zaaling), pembiakan secara generatif.
2.     Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif
3.     Pembiakan bibit tanaman kopi dari kultur jaringan


Aspek – aspek yang mencangkup tanaman kopi :
1. Cara memperoleh biji kopi
a. Dari kebun sendiri, biji diambil dari pohon yang telah diketahui mutunya. Pohon induk yang produksinya cukup tinggi, tahan terhadap nematoda, bubuk buah maupun bubuk batang atau kata lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.
b.  Dari penelitian perkebunan, bersumber dari kebun  percobaan yang menghasilkan biji yang telah diuji keunggulannya.
2. Cara memilih dan memelihara biji kopi
           Buah yang dipungut adalah buah yang masak, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. Syarat buah / biji kopi yang akan dikerjakan sebagai berikut:
a.      Biji dikupas kulitnya, di injak-injak dengan kaki tetapi kulit tanduk tidak sampe lepas.
b.     Lendir yang melekat dibersihkan dengan tangan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur.
c.      Setelah bersih biji dikeringkan, dianginkan satu atau dua hari, tidak langsung terkena sinar matahari melainkan kering angin.
d.     Biji-biji yang sudah kering selanjutnya, diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji kopi itu hampa dan bentuknya jelek. Harus disortasi tidak perlu disemaikan.
3.  Cara menyimpan biji kopi
           Biji-biji kopi yang telah dipilih dalam keadaan kering dapat terus disemaikan. Untuk menunggu musim persemaian yang tepat, biji dapat disimpan sementara waktu.
4. Lamanya penyimpanan biji kopi
           Penyimpanan biji kopi tidak terlalu lama, sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama sekali. Biji-biji kopi yang baru kemungkinan tumbuh 90-100% sedang yang disimpan sekitar 6 bulan daya tumbuhnya 60-70%. Sebaiknya penyimpanan jangan lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila penyimpanan itu dilakukan sekitar 2 bulan, penyimpanan dimasukkan kedalam ruangan yang gelap dan sejuk.
5.  Penaburan biji kopi
               Bibit kopi dapat ditanam setelah berumur 8-9 bulan, maka penaburan biji kopi dipersemaian harus memperhatikan rencana berikut:
a.      Kalau bibit ditanam sebagi zaailing maka baiklah bila biji itu ditaburkan pada bulan january- february dengan demikian kelak musim tanam tiba bibit sudah berumur 10-11 bulan.
b.     Kalau bibit akan ditanam sebagai sambungan, baiknya kalau bibit itu ditaburkan pada bulan agustus dan selanjutnya bibit dapat disambung pada umur 1 tahun.
   
II.          PEMBIBITAN

A.      Persemaian Biji Kopi (coffea sp.)
                     Persyaratan tempat penyemaian biji kopi sebagai berikut:
1.       Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur dan banyak mengandung bunga tanah.
2.       Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.
3.       Ada pohon pelindung agar dapat menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat sehingga tidak merusak bibit.
4.       Terhindar dari bibit penyakit dan hama tempat-tempat yang akan dipergunakan sebagai persamaian.
                   Ada 2 jenis bibit kopi, yaitu bibit generatif dan bibit vegetatif. Bibit generatif diperoleh dengan cara menyemaikan benih. Benih ini boleh digunakan  jika berasal dari benih hasil persilangan pertama yang berasal dari perakaran benih terpercaya. Bibit vegetatif diperoleh dengan cara memperbanyak bagian tanaman selain benih, misalnya bibit cangkokan, okulasi atau stek, dan kultur jaringan. Bibit yang telah dibeli sebaiknya tidak langsung ditanam, bibit-bibit tersebut dipelihara terlebih dahulu selama 2-3 minggu, terutama bibit yang berasal dari kondisi lahan yang berbeda, tujuannya agar tanaman tersebut dapat beradaptasi di lapang sehingga mengurangi tingkat kematian saat penanaman.
               Biasanya penyemaian untuk bibit dilakukan pada bulan february-maret. Dengan demikian pertengahan bulan november-desember atau awal musim hujan, bibit sudah berumur 8-9 bulan dan siap ditanam di lapang. Bibit tersebut biasanya sudah memiliki 6-7 pasang daun dengan kondisi yang cukup kuat untuk dipindahkan.
               Untuk melakukan penyemaian, perlu menyiapkan bedengan yang dilengkapi atap agar bibit terlindungi dari hujan lebat dan tanah tidak cepat kering atap dibuat dari daun kelapa, jeramih atau alang-alang, setelah itu pasir / humus setebal 5 cm ditabur diatas tanah bedengan dan disiram oleh air secukupnya. Selanjutnya, benih-benih yang telah disediakan ditanam pada bedengan dengan jarak antar benih 3-4 cm dan jarak antar baris 5 cm, kemudian disiram hingga tanah menjadi lembab.
               Pemindahan bibit ke bedengan pembibitan dilakukan saat bibit semai sudah berumur 2-3 bulan. Pembibitan dapat dilakukan dibedengan tanah dipolibag. Seperti halnya penyemaian, pembibitan juga dilakukan di tempat yang teduh. Persiapan pembibitan dibedengan tanah hampir sama dengan penyiapan bedengan pada tahapan persamaian. Lubang tanam dibuat dengan menggunakan sendok tanah atau tugal, selanjutnya bibit semai (beserta tanah di sekitar akar) dipindahkan secara hati-hati dengan menggunakan sendok kedalam lubang tanam yang telah disediakan. Lubang kemudian ditutup menggunakan tanah dan disiram dengan air secukupnya agar agak memadat. Setelah 6 bulan dipembibitan, tanaman dipindahkan ke areal penanaman. Pada pembibitan menggunakan polibag, polibag diisi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 hingga 3/4  bagian. Bibit ditanam kedalam media di dalam polibag, selanjutnya polibag-polibag tersebut diletakkan dibedengan secara berderet dengan jarak 30 cm x 30 cm dan disiram air secukupnya.