Tanaman Kakao
I. Pemilihan
Benih
Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan
dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah
yang banyak. Persyaratan benih yang baik berasal dari buah berbentuk
normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang
timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus
memenuhi persyaratan, antara lain:
a) Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak
terlalu jagur.
b) Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.
c) Berumur 4–6 bulan.
II. Pembibitan
1.
Penyiapan Bibit
Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada
di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan
meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam
dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik
memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.
2.
Teknik Penyemaian bibit
Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan
rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan
tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah
dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan
dari kayu/batu bata. (Bedengan
diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di
sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.) Sebelum disemai benih dicelup
ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan
di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam
2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman
selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu.
Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan.
Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap
dipindahtanamkan ke polybag.
3.
Pemeliharaan pembibitan
Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk
kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan
dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag.
Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan
berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang
sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Polybag berisi
kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga
sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm
atau ditimbun dengan tanah secukupnya. Pembibitan dinaungi oleh pohon pelindung
atau dibuat atap dari anyaman bambu.
Pembibitan disiram dua kali sehari kecuali jika
hujan. Air siraman tidak boleh menggenangi permukaan media. Bibit
dipupuk setiap 14 hari sampai berumur 3 bulan dengan ZA (2 gram/bibit) atau
urea (1 gram/bibit) atau NPK (2 gram/bibit). Pupuk diberikan pada jarak 5 cm
melingkarai batang kecuali untuk urea yang diberikan dalam bentuk larutan.
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida
setiap 8 hari. Pemindahan Bibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam
polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap.
Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60
cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8
mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar
adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman.
III. Pembukaan Lahan
Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan
asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan
yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan
kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan
selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus
dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh
baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami
telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran
sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.
III. Teknik Penanaman
1. Penentuan
Pola Tanaman
Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3
m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon
1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan
membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.
2.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a) 40
x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb) 60 x 60 x 60 cm atau
80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc) 30 x 30 x 30 cm
untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300
gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup
kembali lubang tanam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar