Pages

Labels

Rabu, 08 Oktober 2014

Tanaman Kelapa



Komoditas Tanaman Kelapa ( Cocos nucifera )
A.     Materi Khusus
I.       Pemilihan Tanaman
     Pemilihan bibit kelapa hybrid/kelapa dalam, meliputi 2 perihal yaitu sumber bibit dan kriteria bibit. Sumber bibit buah kelapa diketahui dari satu jenis (dalam/hibrida) dan bersertifikat. Kelapa dalam maupun kelapa hibrida sama – sama merupakan jenis kelapa unggulan yang memiliki beberapa kelebihan.
Kelapa dalam memiliki ukuran buah lebih besar dan memiliki kandungan kopra yang cukup tinggi. Sedangkan kelapa hibrida, memiliki jumlah buah yang banyak serta pohonnya pendek, sehingga memudahkan pra pemanen untuk memanen buahnya nanti. Adanya sertifikat memberikan jaminan tentang mutu buah yang akan dijadikan bibit pada kebun yang bersangkutan.
     Umumnya pandangan orang, hampir semua buah kelapa dapat dijadikan bibit. Akan tetapi, hanya buah yang memenuhi kriteria tertentu. Berikut adalah kriteria buah kelapa yang dapat dijadikan bibit :
·         Buah yang akan ditanam berasal dari induk yang sudah berusia 20 – 40 tahun,
·         Produksi  buah kelapa induk tinggi, yaitu 80 – 120 butir/ pohon/ tahun dan berkopra tinggi, yaitu 25 kg/ pohon/ tahun,
·         Buah kelapa yang akan digunakan untuk bibit berusia 12 bulan, 4/5 bagian berwarna kecoklatan,
·         Buah berbentuk bulat, agak lonjong dan tidak terdapat luka pada sabutnya,
·         Buah yang akan digunakan bebas dari hama dan penyakit dan berukuran lebar 17 – 22 cm serta panjang 22 cm,
·         Bila diguncang akan terdengar air berguncang cukup nyraing.
·         Bobot buah harus berat, minimal untuk kelapa dalam 15 kg dan untuk kelapa hibrida 13 kg.
II.      Pembibitan
     Dalam pembibitan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti lokasi pembibitan, sarana dan prasarana pembibitan, prosedur penyemaian bibit, serta media tanam yang akan digunakan haruslah memenuhi syarat dan ketentuan yang baik. Mari kita bahas poin – poin diatas satu persatu.
     Pertama yaitu menentukan lokasi lahan pembibitan. Tanaman kelapa cocok pada dataran rendah dengan ketinggian optimal 10 – 45 m dpl. Apabila lebih dari itu bahkan sampai 450 – 1000 m dpl dapat memperlambat waktu berbuah dan kadar minyak rendah. Adapun kriteria lokasi pembibitan, yaitu :
a.    Dekat dengan sumber air dan air yang tersedia cukup banyak, yang setara dengan curah hujan 10 mm per hari,
b.    Drainase harus baik sehingga air hujan tidak tergenang,
c.    Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan harus baik,
d.    Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit,
e.    Lebih dekat sehingga pengawasan dapat dilakukan lebih intensif,
f.     Lokasi pembibitan dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan roda 4 untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun,
g.    Luas lokasi disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit dan lahan diupayakan datar dan teduh.
Yang kedua adalah sarana dan prasarana pada saat pembibitan. Sarana dan prasarana pada saat pembibitan meliputi :
·      Sarana yang digunakan berupa lahan pembibitan yang sesuai dan memadahi,
·      Prasarana transportasi berupa motor, artco, serta mobil.
·      Prasarana alat pada saat pembibitan berupa polybag, cangkul, naungan, dan parang.
     Yang ketiga, prosedur penyemaian bibit. Prosedur penyemaian bibit terbagi menjadi teknik penyemaian bibit kelapa yang terbagi menjadi 2, yaitu pembibitan di bedengan dan pembibitan dalam polybag dan perawatan penyemaian.
a.    Pembibitan di bedengan
(1)   Persiapapan bedengan dengan polybag
     Olah tanah sampai gembur sedalam 30 – 40 cm, dengan bengtuk bedengan lebar 2 m, tinggi 25 cm, serta panjang yang disesuaikan dengan lahan. Jarak antar bedengan 60 – 80 m. Untuk polybag terbuat dari polyprophylene berwarna hitamdan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0,2 mm, bagian bawah diberi lubang diameter 0,5 cm dengan jarak antar lubang 7,5 cm sebanyak 48 buah untuk aerasi, draenase, dan untuk selanjutnya diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat, harus dicampur pasir dengan perbandingan 2:1).
(2)   Pendederan, dengan menyayat benih sekkitar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang (searah).
(3)    Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.
(4)   Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap 1m  dapat diisi 30 – 35 benih atau 25.000 butir untuk 1 areal 1 hektar.
-  Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha
-Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
(5)   Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3 – 4 cm) perlu dipindahkan ke polybag.
(6)   Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
b.    Persemaian bibit dalam polybag.
(1)  Cara membuat bedengan :
- Tanah diolah sedalam 30 – 40 cm, dibersihkan dari gulma atau batuan dan digemburkan,
- Bentuk bedengan berukuran 6x2x0.2 m dengan jarak antar bedeng 80 cm
(2)   Mengajir sesuai jarak tanam bibit yaitu 60x60x60 cm.

(3)  Menanam kecambah
      - Sesuai dengan besarnya benih
     - Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
     Perawatan penyemaian, terbagi menjadi 2 bagian yang sesuai dengan apa yang telah diterangkan di atas.
a.    Perawatan pada saat pendederan.
1.    Penyiraman,
2.    Pembersihan rumput-rumputan,
b.    Perawatan pada saat pembibitan.
1.    Penyiraman,
2.    Proteksi,
3.    Penyiangan gulma,
4.    Pemupukan,
5.    Seleksi bibit.
Kemudian adalah syarat dan ketentuan media tanam, yang meliputi :
1.    Tanaman kelapa pada berbagai jenis tanah, seperti alluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan alluvial,
2.    Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada Ph 5,5 – 6,5. Dengan pH di atas7,5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi dan mangan.
3.  Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan persediaan air ditambah curah hujan selama satu bulan atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
4.    Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah.
     Tanaman kelapa dapat diperbanyak melalui vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara
III.           Penentuan lahan tanam
Jenis lahan tanam yang akan dibuka sendiri terbagi menjadi 2, yaitu lahan bekas hutan dan areal alang alang. Pembukaan lahan tanam pada areal bekas hutan diamati dengan penunasan, yaitu pemotongan dan penebangan semua jenis kayu maupun semak belukar yang berdiameter < 10 cm. Alat yang digunakan yaitu parang dan kapak.
     Pada areal ilalang, dilakukan dengan cara mekanis dan kimia. Secara menggunakan alat pembajak dan penggaru. Sedangkan secara kimia perlu dilakukan dengan menggunakan herbisida dan tentunya dengan menggunakan knapsack.
     Setelah melakukan pembukaan lahan yang selanjutnya adalah pemancangan. Pada kegiatan pemancangan ini alat yang digunakan berupa kompas, tali, anak kayu, meteran, dan alat alat lainnya.
     Lahan tanam sendiri harus dilakukan pada letak topgrafi dan kontur tanah yang sesuai. Topografi yang digunakan yaitu tanaman kelapa cocok pada dataran rendah dengan ketinggian optimal 10 – 45 m dpl. Apabila lebih dari itu bahkan sampai 450 – 1000 m dpl dapat memperlambat waktu berbuah dan kadar minyak rendah.
     Sedangkan kontur tanah yang sesuai yaitu datar dan lahan miring. Pada kontur tanah yang datar ini dikarenakan ini mempermudah dalam pengawasan, perawatan, penataan penanaman, dan mengurangi biaya dibandingkan pada lahan yang miring.Akan tetapi, kontur tanah yang lebih optimal yaitu kontur tanah datar.
     Berdasarkan tekstur tanah, tanaman kelapa sesuai dengan tekstur tanah yang berupa endapan alluvial. Akan tetapi, tanaman kelapa banyak dijumpai di pantai – pantai yang berupa pasir.
     Dengan kontur tanah yang datar, pola tanam yang digunakan yaitu 9x9x9 m. Dengan pola jumlah tanaman akan lebih banyak 15 % dari sistem bujur sangkar.
    Tanaman kelapa ini cocok pada lahan berpasir dekat pantai. Hal ini dikarenakan denkat dengan sumber air dan memiliki sistem draenase dan aerasi yang cukup baik.
    Setelah menentukan hal – hal diatas, kegiatan yang dilakukan adalah penanaman kelapa. Akan tetapi, sebelum melaksanakan penanaman, hal yang dilakukan adalah pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan, sebelu penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah. Ukuran lubang tanam yang digunakan yaitu 60x60x60 cm sampai dengan 100x100x100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>200) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng dibawahnya. Teras dibuat miring 10º ke arah dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar